Dosen : Aminah Swarnawati
Penulis : Amos Mosses (915090054)
Media
massa sudah menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa dewasa ini. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi? Hal pertama yang harus diperhatikan adalah keadaan
masyarakat Indonesia saat ini. tak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat
Indonesia sangat haus akan informasi, terutama
di era demokrasi ini serta ditambah dengan “gagapnya” masyarakat Indonesia
pasca era kegelapan informasi pada zaman orde baru berlangsung. Dengan segala
kemudahan akan mengakses informasi semua masyarakat di Indonesia berlomba-lomba
untuk mendapatkan informasi yang paling terbaru dan paling hangat yang sedang
terjadi di sekitar mereka.
Dengan
adanya fenomena tersebut media massa yang bertugas untuk mencari informasi,
mengolah, sera menyajikannya kepada masyarakat, seperti mendapatkan angin segar
untuk berkembang dengan luar biasa. Melihat hal ini maka pendapat dari Eoin
Devereux (2005) mengenai media massa bisa diterima. Deveraux mengatakan media
massa merupakan sebuah industri atau organisasi, serta sekarang ini telah
menjadi sebuah institusi untuk memproduksi komoditas. Komoditas dalam artian
sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis besar dan digunakan untuk mengeruk
keuntungan.
Fenomena
ini berkembang pesat di luar negeri, beberapa pihak yang mengerti akan hal ini
akhirnya membuat suatu kerajaan media massa yang dimana memberikan keuntungan
yang luar biasa bagi mereka dan menjadikan mereka jutawan-jutawan yang luar
biasa, dengan hanya berjualan informasi kepada khalayak luas. Tokoh-tokoh
tersebut antara lain Rupert Murdoch dengan News Corporation-nya, lalu Silvio
Berlusconi, mantan Perdana Menteri Italia, yang memiliki Mediaset, salah satu
perusahaan media terbesar di Eropa, lalu yang sedikit unik adalah Hugh Hefner
dengan majalah Playboy-nya yang menggemparkan dunia. Boleh dibilang mereka
adalah orang-orang yang pandai melihat peluang dari hebatnya media massa.
Ternyata
fenomena inipun langsung ditangkap oleh sebagian orang di Indonesia, tercatat
pasca pemerintahan orde baru, beberapa pihak melihat peluang dan akhirnya
kerajaan media massa di Indonesia pun hadir. Sebut saja MNC Group dengan Harry
Tanoesudibjo sebagai pemiliknya, lalu ada Media Grup yang dipimpin oleh seorang
pemimpin partai baru, yaitu Surya Paloh. Politisi yang juga ketua umum Partai
Golkar, Aburizal Bakrie, juga tidak mau kalah dengan memiliki Viva Grup dengan
membawahi, TVOne, ANTV, dan lainnya. Lalu masih ada Kompas Gramedia Grup,
kemudian Jawa Pos Grup. Mereka adalah sebagian dari kerajaan-kerajaan media
massa yang sekarang ada di Indonesia.
Lalu
apa yang salah dengan adanya kerajaan media massa yang di Indonesia. Seperti
yang dikatakan Deveraux (2005) ketika media massa sudah menjual komoditas dan
mencari keuntungan belaka, maka media massa dikhawatirkan akan melupakan
fungsi-fungsinya seperti yang tercatat pada UU nomor 32 tahun 2002, yaitu
sebagai media untuk pendidikan, pengontrol, informasi, serta hiburan. Memang
dalam kenyataannya semua hal tersebut telah dilaksanakan oleh media, namun yang
paling dikhawatrikan adalah banyaknya informasi yang “disetir” oleh para
pemilik yang dalam dunia ekonomi menjadi kekuatan penting karena menyandang
modal, yang menjadi kekutan utama industri.
Sekarang
bayangkan ketika para pemilik yang menjadi bagian penting dari industri ingin
mengintervensi media mereka karena banyaknya kepentingan mereka yang ingin
diperjuangkan. Bagaimana masyarakat bisa mendapatkan informasi yang berkualitas
jika setiap hari hanya menyaksikan informasi yang sebenarnya hanya
menguntungkan sebgaian orang saja? Selain itu, hal yang banyak dikhawatirkan
adalah media massa digunakan sebagai kendaraan politik oleh pemiliknya,
mengingat banyaknya politisi kita yang dengan secara gamblang bertarung untuk
menjadi penguasa di negeri ini..
Dengan
adanya cengkraman industrialisasi dan komersialisasi, dikhawatrikan masyarakat
luas juga akhirnya hanya mendapatkan tayangan hiburan yang tidak berkualitas.
Dalam prakteknya sekarang media hanya berusaha untuk menghasilkan produk-produk
yang “dibeli” oleh banyak orang, dan melupakan fungsi utamanya yang lain yaitu
selain untuk menghibur, media juga berkewajiban untuk mendidik masyarakat agar
kualitas kehidupan bisa terangkat.
Melihat
realita yang ada semua pemilik kepentingan dalam industry ini haruslah berpikir
ulang mengenai fenomena ini. Jika dibiarkan lebih lanjut maka masyarakat yang
adalah konsumen terbesar dari produk media massa, pada akhirnya akan sangat
dirugikan. Pemerintah dalam hal ini memegang peranan yang sangat
penting,sebagai regulator dan pelindung masyarakat. Janganlah ketamakan dan
kerakusan segelintir orang akan kekuasaan dan uang sedikit demi sedikit menghancurkan
bangsa ini.
Sumber Gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar